SAKIT…!!!
Situasi kemelut atau gonjang-ganjing dalam dunia perfilman sekarang adalah gambaran nyata dari carut marutnya dunia perfilman
Perubahan dan perbaikan perlu segera dilakukan. Suka tidak suka perubahan atas segenap unsur yang tidak sehat dan menghambat kreatifitas penciptaan dan pengembangan perfilman
Keinginan dan tuntutan perubahan juga sejalan dengan visi dan misi Pengurus Organisasi KFT-ASI sekarang.. Pada level yang lain, KFT-ASI pun selama ini sebenarnya telah berusaha berbuat dan berupaya keras melakukan dan mendorong tejadinya perubahan serta perbaikan iklim perfilman secara konseptual dan sistematis kearah kondisi yang lebih sehat, meski dalam tataran pelaksanaan prosesnya berjalan relatif lambat dan hasilnya masih terbatas karena situasi yang begitu membatasi dan tidak kondusif.
Melihat dan mengingat betapa lemah dan sangat minimnya peran dan aktifitas positif serta distorsi sikap dan fungsi dari badan-badan perfilman yang ada menyentakkan kesadaran kita untuk harus segera bertindak melakukan dan mendorong dinamika terjadinya perubahan.
Perubahan konstruktif sangat perlu dilakukan secara sistematis dan konseptual sifatnya, sehingga dapat efektif mencapai sasaran serta tidak hanya sekedar reaksi-reaksi sesaat, semu dan tambal sulam semata.
Suatu gerakan seperti “Aksi Pengembalian Piala Citra” dari sejumlah insan film
“Lembaga Tinggi Perfilman” yang paham akan dinamika perfilman secara aktual dan positif, dia hanya mampu menampakkan diri dalam sosok sebagai lembaga yang ketinggalan zaman, expired dan tidak up to date lagi.
Pengurus Organisasi KFT-ASI tersebut mengingatkan dan mendesak Pemerintah agar cepat tanggap dan aktif secara proporsional dan aspiratif sesuai peran, fungsi dan tanggung jawabnya, bersama organisasi perfilman dan insan film yang masih punya komitmen dan keberpihakan yang jelas dan konstruktif terhadap film Indonesia sebagai karya budaya bangsa, untuk menentukan solusi dan mengambil tindakan positif, guna membantu penyelesaian masalah perfilman kita.
Semuanya mendesak untuk segera diambil langkah cepat melakukan perubahan dan pembaharuan kebijakan tentang perfilman, guna penyelamatan, penyehatan dan kemajuan perfilman
Jika situasi ini dibiarkan, sudah tentu krisis dalam bidang perfilman akan tumbuh dan mengarah pada sebuah situasi dikotomis yang tak menyenangkan bagi semua pihak.
Faktor dari kondisi tersebut adalah keterbatasan resource. Baik pendanaan, peralatan dan kemampuan. Sebagai contoh, sekarang ini banyak sekali dalam pertelevisian program-program yang anda sebut reality show, ngerumpi dll, karena pada kenyataannya program-program tersebutlah yang menggunakan pendanaan yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan untuk keterbatasan kemampuan sebagai contoh, dalam perfilman kita belum bisa membuat special effect seperti dalam film “Alien” atau ledakan-ledakan dalam film-film laga, semua hanya baru bisa kita manipulasi secara digital seperti jika anda perhatikan dalam film “Jaka Tarub”, dll.
PREDIKSI TEHADAP MASA DEPAN PERFILMAN
“Banyak orang meprediksikan masa depan film
“Saya tidak setuju dengan pernyataan itu, masa depan film
Menurut dia, nasib perfilman di
“Tetapi saya juga tidak setuju kalau dibilang sebelum sineas-sineas muda itu muncul perfilman
Sependapat dengan Ria, Noorca M Massardi dalam kesempatan yang sama juga mengatakan bahwa kesuksesan perfilman
“Secara teknis film
Kepentingan secara pasti untuk membuat kondisi perfilman
Nah, sudah sampai dimanakah kita saat ini? Dalam rentang waktu semenjak awal pemunculannya sampai saat ini, sudah seberapa besar ekspetasi itu terjawab? Benarkah kebangkitan itu akan terjadi? Akan kemanakah kaum muda yang disebut-sebut the next generation dari perfilman
Saat ini silahkan berbangga-bangga dengan film-film
Kita do’akan saja karya-karya sineas-sineas muda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar