Sabtu, 22 Maret 2008

KOMUNITAS BELAJAR, Proyek

“CLC”

-Creative Learning Community-

(Na’im, Amri, Ichwan, Hanif, Hilmiy, Kana, dan Emi)

Pendahuluan,

Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai macam krisis. Mulai dari krisis ekonomi sampai krisis pendidikan. Bahkan secara tidak langsung, Indonesia sampai sekarang masih diampu atau dijajah oleh Bangsa lain secara politik, maupun ekonomi, juga bahkan tak ketinggalan pendidikan. Terimakah anda di berlakukan seperti itu?. Satu contoh kecil misalnya, dulunya banyak orang-orang yang belajar di Negeri kita, tapi kenapa sekarang justru kita yang terampu oleh mereka. Mereka bisa menciptakan barang-barang canggih?. Sementara Indonesia? Hanya mengkonsumsi produk-produk impor, ini karena Indonesia sudah di masukkan ke dalam suatu wadah dimana Indonesia akan sulit untuk berkembang, terutama di bidang ekonomi . Tidak salah kalau saat ini Indonesia 'dijajah' oleh produk-produk buatan luar negeri. Sekarang, pertanyaannya adalah “kapan Indonesia mau merubuhkan wadah yang selama ini mengekang Indonesia?”. Orang-orang Indonesia hanya mau berpikir How to use bukannya How to fight back!. Itu semua kebanyakan karena pendidikan Indonesia yang kurang, yaa mungkin kita bisa dibilang terlalu sombong dan kita tledor. Kita tahu sendiri, bahwa Pendidikan adalah modal bangsa di masa mendatang. Nah, kalau pendidikan kita saja masih ancur gimana kita mau fight back?.

Dulu, sekitar tahun 1986 sampai 1991, Banyak pelajar dari negara tetangga seperti Malaysia yang belajar di universitas-universitas di Indonesia. Namun ternyata, 10-13 tahun kemudian, malah pelajar Indonesia yang 'menyebrang' ke Malaysia, Singapura, dan negara-negara lain untuk belajar. Sebuah penurunan prestasi yang sangat drastis. Mengapa bisa sampai begitu?. Ya, karena sistem pendidikan kita yang bisa dibilang kacau.

Selain 'tragedi' itu, masih banyak 'tragedi' pendidikan yang lain. Sudah dijajah, e... masih saling menjajah antar bangsa. Bagaimana tidak, satu-satunya jalan yang akan mengantarkan kita ke better future kok malah dirusak oleh para ‘education businessman’, yang berdampak pada mahalnya pendidikan. Banyak anak-anak putus sekolah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Di Jakarta misalnya, puluhan anak-anak kurang mampu seumuran SD dan SMP lebih memilih mengamen dan menjajakan koran di perempatan lampu merah.

buat apa sekolah?, udah mahal, nggak ngasilin duit lagi.’ Kata mereka.

Oleh karena itu, kami membuat sebuah Creative Learning Community (CLC), atau dalam bahasa Indonesia 'Komunitas Belajar yang kreatif' bagi anak-anak yang benar-benar ingin belajar untuk mencapai masa depan yang mereka inginkan dengan spesifikasi belajar sebagai berikut:

1.Metode Belajar

1. Membaca Diri

Membaca diri adalah proses dimana para member daripada CLC mulai mencari tahu potensi apa yang ada dalam diri mereka. Agak penting memang, karena dari sini para member bisa menentukan arah belajar atau target selama mereka belajar di CLC ini.

2. Dokumentasi

Dokumentasi juga dirasa menjadi penting. Dari dokumentasi yang dibuat para member akan dapat melakukan improving untuk menuju proses belajar yang lebih baik. Karena, dari dokumentasi para member dapat mengetahui dimana kekurangan mereka ketika belajar. Dokumentasi sebenarnya bisa juga disebut dengan evaluasi perjalanan belajar mereka saat ini.

3. Target

Target adalah suatu tujuan akhir pembelajaran yang dibuat oleh para member pada suatu dekade. Target akan menjadi motivator tersendiri bagi para member untuk belajar.

2.Metode Pembelajaran

Pembelajaran ini mengunakan KBK[Kurikulum Berbasis Kebutuhan], dengan satu asumsi anak akan termotivasi bila mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhannya. Untuk mengetahui kebutuhan anak masing-masing, metode pembelajarannya sebagai berikut:

a. Metode explorasi:

Metode ini dimanfaatkan sejak dari awal untuk mencari minat siswa sampai pada mencari informasi dari buku, pendamping, maupun lingkungan.

b. Metode pengarahan:

Setelah diketahui apa minat siswa, pendamping tinggal mengarahkan sesuai minat siswa atau sekedar memantau kegiatan mereka.

c. Metode pendampingan:

Selama siswa belajar tentang apa yang ia inginkan, pendamping mendampingi apabila ada yang tidak dimengerti siswa.

d. Metode Evaluasi:

Untuk Menyempurnakan apa saja yang telah didapat siswa. Kita adakan sistem target untuk mereplay kegiatan mereka selama ini. Jadi, masing-masing member akan mempresentasikan hasil belajar mereka selama ini.
Yah, target atau keinginan tidak bisa di tentukan dalam satu detik, di detik lain pasti ada keinginan lain. Nah, jika dirasa target itu sudah tercapai(istilahnya) kita bisa merekrut target kedepannya lagi. Atau istilahnya kita bisa memanfaatkan target kita yang kemarin untuk bisa di kreasikan dan menghasilkan sesuatu. Seperti kali ini para member, sebagian ada yang ingin bisa meningkatkan bakat menulis mereka. Nah, jika belajar mereka tentang menulis itu sudah dirasa cukup. Maka, si anak tinggal mentarget setelah saya bisa menulis, saya ingin berbuat apa lagi. Mungkin bisa membuat buku.yah, seperti kata-kata di atas. Dari target itu, bisa menghasilkan uang buat kita sendiri.

The Next.....

Tidak ada komentar: